Showing posts with label Kacamata. Show all posts
Showing posts with label Kacamata. Show all posts

06 October 2007

Merawat kacamata


Menjadi harapan semua orang jika punya barang ingin awet atau bisa di pakai dalam jangka panjang, namun sayangnya tidak semua orang tahu bagaimana mencapai harapan itu atau kadang tahu caranya namun tidak sempat atau tidak mau melaksanakan kegiatan yang hasilnya nanti akan membuahkan sesuai harapan tadi. Wah kok jlimet bahasanya….
Sama halnya kacamata, di mana benda yang satu ini di taruh di muka wajah kita, tentu pinginya selalu bersih, baik dan menambah nilai plus jika di pakai. Apalagi kacamata tidak sekedar sebagai alat kosmetik atau aksesoris namun lebih dari itu berfungsi sebagai alat penglihatan, tentu lensanya harus selalu bersih sehingga untuk melihat menjadi jelas dan nyaman.

Nah, bagaimana merawat kacawata yang baik. Berikut sebagiannya:

• Selalu membersihkan lensanya dalam keadaan basah, apalagi untuk lensa plastic, meskipun optic sudah bilang lensa itu tahan baret bahkan mungkin ada yang bilang anti baret tetap saja debu kecil yang berpasir yang menempel pada lensa jika di lap dalam keadaan kering akan menimbulkan goresan. Tambahkan sabun cuci tangan cair yang lembut jika ada lemak yang menempel. Gunakan tissue, karena akan dipakai hanya sekali pakai, sangat beda jika menggunakan kain, karena bekas debu yang menempel jika kering akan terasa tajam oleh lensa.
• Tidak meletakan kacamata di sembarang tempat atau misal di meja dengan puncak lensa ada di bawah, hal ini untuk menghindari benturan lensa dengan permukaan yang mungkin saja tidak halus, sehingga bisa menimbulkan baret.
• Tidak menaruh kacamata di dalam kantong baju atau celana, hal ini bisa saja di kantong kita ada benda tajam misal koin, kunci, ballpoint dan sebagainya yang bisa membuat lensa tergores.
• Selalu menyimpan kacamata jika tidak dipakai dengan case/kotaknya dengan tidak lupa di beri kain semacam fiber optic
• Tidak mendekatkan kacamata dengan bahan – bahan kimia yang bisa mengakibatkan kerusakan baik lensa maupun framenya.
• Memakai dan melepas kacamata dengan menggunakan kedua tangan, terlebih jika kacamatanya tidak menggunakan per agar kacamata tidak cepat longgar karena sering di tarik sebelah tangan.
• Dll

[Read More/Baca Lanjutannya...]

05 October 2007

Lensa Glass atau Plastik...


Saat mau memilih lensa ada alternatif Kaca/Glass atau plastik?
Semua ada plus minusnya, untuk itu berikut keuntungan dan kerugiannya

Keuntungan lensa plastik dibanding lensa gelas :
• 40 % lebih ringan
• Tidak mudah pecah, sehingga aman dipakai
• Dapat diberi warna
• Tidak mudah berembun
• Tersedia diameter lebih besar untuk kacamata yang besar
• Tersedia lensa Aspheris untuk power plus tinggi, ringan dan tipis.

Kerugian lensa plastik dibanding lensa gelas :
• Karena material tidak sekeras gelas, maka resiko tergores lebih besar kemungkinannya
• Dengan perbandingan perbedaan indek bias, maka lensa plastik masih lebih tebal dibandingkan dengan lensa gelas ( Power sama ).


Indek bias lensa gelas standart yang dipakai adalah
CROWN GLASS ( 1.523 )

Indek bias sesuai bahan :
1. Barium Glass ……………………………… n = 1.600
2. High Lite ( Scoot ) …………………… n = 1.701
3. Ultra Index ………………………………. n = 1.806

Indek bias lensa plastik standart yang dipakai adalah
CR 39 ( 1.4 dan 1.5 )

Indek bias sesuai bahan :
1. Polycarbonate ………………………….. n = 1.586
2. Hyper Index ………………. n = 1.610
3. Super HI Index ……………………… n = 1.67
Dan ada lensa baru yang mempunyai index yang lebih tinggi dari di atas, sehingga lensa bisa di buat lebih tipis.

[Read More/Baca Lanjutannya...]

04 October 2007

Lensa Kacamata


Kacamata yang banyak kita jumpai di toko kacamata hampir semua masih berupa frame atau rangkanya saja, jadi belum ada lensa atau ukurannya, karena harus di sesuaikan dengan resep kacamata dari hasil pengukuran refrakasi oleh RO atau Dokter mata.
Nah untuk lensanya perlu di perhatikan tentang berbagai hal berikut

LENSA KACAMATA YANG BAIK

Mempunyai 3 unsur mendasar :

1. Hasil ketajaman penglihatan
Dibutuhkan : bahan, design dan pelapisan lensa yang baik
2. Segi Kosmetis
Lensa terlihat tipis dan jernih
3. Kenyamanan Pemakai
Lensa ringan dan tidak ada distorsi

Untuk mencapai 3 unsur tesebut, maka lensa dapat dilihat dalam 2 hal, yaitu :

• Parameter Optis, meliputi :
a. Index Bias ( n )
Merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya diruang hampa dengan kecepatan cahaya pada media tertentu. N = C/ V

Jika cahaya datang melalui 2 media yang berbeda index biasnya, maka akan terjadi PEMBIASAN / REFRAKSI, dan sebagian kecil akan dipantulkan.
Makin besar perbedaan index bias antara kedua media, makin besar
Sudut refleksinya dan persentasi cahaya yang dipantulkan.
Index bias berbanding terbalik dengan tebal tengah lensa.
Jadi makin tinggi index bias suatu lensa, maka makin tipis lensa tersebut dapat dibuat.
b. Daya Dispersif
Bahan optis yang membiaskan warna ungu sampai merah
Dengan sudut – sudut yang banyak berbeda, disebut :
Bahan yang mempunyai KEKUATAN DISPERSIF BESAR
( NILAI ABBE KECIL ).

Akibat yang dihasilkan dari penguraian warna cahaya tersebut adalah adanya ABERASI WARNA., yang berpengaruh terhadap ketajaman OBYEK.

ABERASI WARNA ADALAH FUNGSI TERBALIK DARI NILAI ABBE.

CATATAN :
Lensa yang baik harus mempunyai nilai abbe yang besar
Bahan optis,nilai abbe > angka 50 adalah baik
Bahan optis,nilai abbe angka 40 – 50 adalah cukup
Bahan optis,nilai abbe < yi =" 0"> 0 , berarti kuning ( dipengaruhi index bias )
Jika YI <>
[Read More/Baca Lanjutannya...]

28 September 2007

Kacamata baru, pusing 4

Biasanya membuat kacamata tidak langsung jadi, beda dengan kita membeli sepatu: coba, bayar, pulang. Kalau kacamata baru dengan resep, pilih frame, lensa di proses, namun untuk lensa single vision dan ukuran tertentu pada optik tertentu sudah ada stocknya sehingga bisa langsung di potong ke bingkainya dan hanya menunggu sekitar 15 – 30 menit. Saat kacamata baru diserahkan tentu perlu di cek semua, namun hal ini juga bisa saja tidak langsung enak dan bahkan bisa berakibat pusing. Mengapa begitu...?
Saat pemilihan frame memang ada banyak pertimbangan, namun kadang karena saking sukanya maka faktor teknis yang nanti akan jadi urusan Refraksionis Optisiennya di abaikan, misal frame terlau kecil sehingga sempit dan jepit. Saat pertama di pakai terasa enak pas, tapi begitu di pakai beberapa jam maka kepala terasa pusing karena terjepit oleh kacamata, di sini sangat di perlukan tindakan lanjutan yaitu penyetelan. Penyetelan bisa meminimalisir kesalahan – kesalahan kecil seperti ukuran yang over atau under untuk ukuran tinggi bisa di stel dengan mendekatkan atau mejauhkan jarak kacamata dari matanya, tentunya perlu teknik penyetelan yang bagus untuk bisa menjalankan prosedur itu.

Pemakai kacamata progressive bisa pusing bahkan sampai muntah, jika posisi tidak tepat, misal Pupil Vertikal ( PV) tidak persis di pupil kita tapi terlalu tinggi, maka saat melihat jauh akan terkena daerah bacanya dan daerah zone progessive mediumnya yang kan sangat tidak enak. Nah disini penyetelan sangat di perlukan. Bagaimana teknik menyetel yang baik?.... tunggu posting yang akan datang insyaAllah.

[Read More/Baca Lanjutannya...]

25 September 2007

Kacamata baru, pusing 3


Lensa yang akan di pasang di depan mata kita tentunya harus mempunyai kualitas yang bagus, tidak terasa terhalangi saat kita melihat, tidak terasa ada selaput atau sesuatu yang tidak nyaman saat memakai. Jika lensa sudah bagus kok masih pusing, knapa tuh...?
Ukurannya bagus, lensanya bagus, tapi kalau pemasangan lensa pada bingkainya tidak bagus maka hal ini juga akan berdampak tidak bagus, pemasangan lensa saat ini sudah canggih, dengan alat „edging“ yang otomatis, dengan mempola bingkai maka lensa sudah akan terpotong dengan sangat presisi, fokus( Optical center nya), Distance Vitrornya (DV) yaitu jarak fous lensa kanan dan kiri
sama dengan jarak pupil mata kanan dan kiri kita, bahkan jika jarak hidung ke pupil mata kanan dan jarak hidung ke mata kiri kita beda sekalipun bisa di pasang pas yaitu dengan memperhatikan Monoculer Pupil Distance ( MPD). Nah bagaimana jika sang „edger“ ( orang yang mengoperasikan mesin edging ) salah atau tidak tepat sesuai permintaan resep maka kacamata akan tidak enak. Misal jarak pupil (PD) kita: 65 mm, ternyata lensa di potong dengan DV: 70 mm, maka mata akan dipaksa untuk mengikuti fokus lensa kacamata yang berakibat mata kita terasa tertarik keluar masing – masing 2.5 mm, jadi tidak lurus kedepan. Begitu sebaliknya jika DV lebih kecil dari PD kita. Biasanya dan sebagai pedoman untuk DV tidak boleh beda dengan PD lebih dari 2 mm, dan semakin tinggi ukurannya tidak boleh beda banyak, karena akan muncul efek prisma, nah di sinilah hal yang akan menyebabkan pusing. Namun jika lensa juga sudah tepat bahkan sudah pernah di ganti berkali-kali ternyata masih juga pusing, knapa lagi tuh...? tunggu posting bagian 4 yaa...
[Read More/Baca Lanjutannya...]

24 September 2007

Kacamata baru, pusing 2


Jika dengan trial saat pemeriksaan tidak ada masalah, maka kemungkinan besar kacamata akan enak di pakai sesuai dengan kebutuhan kita. Namun tidak jarang juga setelah di trial e e e masih juga tidak enak yang kadang membuat Refraksionist Optisien bingung juga. Namun hal ini bukan tidak mungkin ada penyebabnya, sebab beberapa faktor yang juga bisa mempengaruhinya, salah satunya lensa.
Wah enak yaa nyalahkan benda mati!. Memang lensa benda mati, namun agar bisa menjadi lensa perlu proses panjang yang di kerjakan oleh tangan manusia dan mesin. Bisa jadi lensa yang di pakai itu kualitasnya tidak bagus. Maka jika demikian harus di ganti lensanya.

Untuk jenis lensa single (untuk jauh saja atau baca saja) lebih mudah untuk mendeteksinya, begitu juga untuk jenis lensa bifokal yaitu lensa yang di gunakan untuk orang presbyopia ( biasanya usia 40 tahun keatas) yang ada batasnya. Akan lebih susah jika jenis lensa yang di pakai adalah lensa progressive, dimana lensa itu bisa berfungsi untuk melihat jauh, sedang dan dekat sekaligus. Maka di samping ukuran detail lensa itu harus pas, juga perlu posisi pemakain yang pas juga. Jika lensa sebagai penyebabnya sudah di temukan, beberapa solusi bisa di lakukan dan yang paling akhirnya adalah ganti dengan ukuran yang benar. Namun ukuran dan kualitas lensa sudah bagus bisa jadi masih pusing..., knapa...? tunggu posting bagian 3
[Read More/Baca Lanjutannya...]

21 September 2007

Kacamata baru, Pusing 1


Lho judul phosting ini kok …..pusing 1, apa maksudnya pusing itu ada nomernya dan kalo udah banyak apa jadi pusing sekali…. Gitu?

Maksudnya itu bagian 1 dari beberapa bagian yang akan di sampaikan di posting berikutnya.
Ada pasien yang mengeluh dengan kacamata barunya, yaitu merasa pusing jika memakai kacamatanya, sedang jika memakai kacamata yang lama tidak pusing, hanya kurang jelas.
Setelah di periksa ulang baik refraksinya, ukuran lensanya, dan posisi kacamata atau stelannya, maka bisa di simpulkan sebagai berikut:
Perubahan ukuran kacamata yang lumayan tinggi, lebih dari S – 1.00 D. Kebanyakan kita tidak bisa beradaptasi dengan cepat untuk perubahan sebesar itu, jika masih di bawah S – 1.00 D umumnya pusing sebentar dan setelah itu akan nyaman. Dengan kacamata yang lama memang kurang jelas, sehingga begitu pakai yang baru yang jelas sekali maka akan merasa terang dan aneh bahkan apa yang kita lihat seperti di sorot dengan lampu yang terang sekali, hal ini yang menyebabkan pusing.

Resep kacamata yang di berikan sebenarnya tidak salah untuk memenuhi target orang normal yaitu sampai visus 20/20.
Jadi untuk memastikan apakah kacamata yang akan di buat nanti enak,nyaman atau pusing, perlu dilakukan trial saat pemeriksaan, terutama jika ada perubahan yang tinggi. Saat trial pasien di suruh membaca sampai target normal dan disuruh berjalan, melihat lantai, melihat jauh dan dekat, jika semuanya tidak masalah maka kacamata nanti kemungkinan besar akan enak.

Lho kok kemungkinan? Apa bisa juga gak enak? Bisa jadi… lihat aja posting bagian 2

[Read More/Baca Lanjutannya...]

28 August 2007

Lensa Kacamata

Kacamata yang banyak kita jumpai di toko kacamata hampir semua masih berupa frame atau rangkanya saja, jadi belum ada lensa atau ukurannya, karena harus di sesuaikan dengan resep kacamata dari hasil pengukuran refraksi oleh RO atau Dokter mata.
Nah untuk lensanya perlu di perhatikan
tentang berbagai hal berikut

LENSA KACAMATA YANG BAIK

Mempunyai 3 unsur mendasar :
1. Hasil ketajaman penglihatan
Dibutuhkan : bahan, design dan pelapisan lensa yang baik
2. Segi Kosmetis
Lensa terlihat tipis dan jernih
3. Kenyamanan Pemakai
Lensa ringan dan tidak ada distorsi

Untuk mencapai 3 unsur tesebut, maka lensa dapat dilihat dalam 2 hal, yaitu :

• Parameter Optis, meliputi :
a. Index Bias ( n )
Merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya diruang hampa dengan kecepatan cahaya pada media tertentu. N = C/ V

Jika cahaya datang melalui 2 media yang berbeda index biasnya, maka akan terjadi PEMBIASAN / REFRAKSI, dan sebagian kecil akan dipantulkan.
Makin besar perbedaan index bias antara kedua media, makin besar
Sudut refleksinya dan persentasi cahaya yang dipantulkan.
Index bias berbanding terbalik dengan tebal tengah lensa.
Jadi makin tinggi index bias suatu lensa, maka makin tipis lensa tersebut dapat dibuat.
b. Daya Dispersif
Bahan optis yang membiaskan warna ungu sampai merah
Dengan sudut – sudut yang banyak berbeda, disebut :
Bahan yang mempunyai KEKUATAN DISPERSIF BESAR
( NILAI ABBE KECIL ).

Akibat yang dihasilkan dari penguraian warna cahaya tersebut adalah adanya ABERASI WARNA., yang berpengaruh terhadap ketajaman OBYEK.

ABERASI WARNA ADALAH FUNGSI TERBALIK DARI NILAI ABBE.

CATATAN :
Lensa yang baik harus mempunyai nilai abbe yang besar
Bahan optis,nilai abbe > angka 50 adalah baik
Bahan optis,nilai abbe angka 40 – 50 adalah cukup
Bahan optis,nilai abbe < angka 40 adalah kurang baik

c. Kejernihan
Bahan lensa harus jernih dan tidak berwarna, seperti krystal atau air murni.
Standart yang dipakai untuk menentukan kejernihan secara international adalah HAZE VALUE ( HARGA KABUT ).

Haze adalah partikel – partikel yang kecil, bisa saja kotoran, debu, gelembung udara atau pigment untuk menyerap cahaya ultra violet, yang sengaja dicampurkan didalam bahan lensa.
Partikel – partikel tersebut dianggap menghambat cahaya, jika tersebar dengan sudut lebih besar dari 2.5 derajat.
BAHAN YANG BAIK, HAZE VALUE LEBIH RENDAH DARI 1%

d. Warna Lensa
Sebagai patokan warna lensa yang baik / tidak baik, untuk penilaiannya dipakai standart international, yaitu :
YELLOWNESS INDEX ( YI ).

Derajat kekuningan didasarkan pada deviasi dari putihnya warna air kearah kuning, dengan perhitungan panjang gelombang 570 – 580 nm.

Jika YI = 0 , artinya sempurna
Jika YI > 0 , berarti kuning ( dipengaruhi index bias )
Jika YI < 0 , berarti warna lensa kebiru – biruan

Hampir semua lensa plastik kalau terkena sinar matahari terus menerus atau disimpan lama akan berubah warnanya menjadi KUNING.

• Parameter Fisis, meliputi :
a. Berat Jenis
Merupakan besaran yang akan menentukan berat suatu lensa.
Semakin rendah berat jenis suatu bahan lensa, semakin ringan beratnya.

b. Bahan Lensa Harus Kuat dan Ringan
Maksudnya adalah kuat terhadap benturan, tidak mudah pecah, sehingga aman bagi pemakai, sedangkan ringan tujuannya untuk kenyaman pemakai.




Lensa Glass atau Plastik...

Saat mau memilih lensa ada alternatif Kaca/Glass atau plastik?
Semua ada plus minusnya, untuk itu berikut keuntungan dan kerugiannya

Keuntungan lensa plastik dibanding lensa gelas :
• 40 % lebih ringan
• Tidak mudah pecah, sehingga aman dipakai
• Dapat diberi warna
• Tidak mudah berembun
• Tersedia diameter lebih besar
• Tersedia lensa Aspheris untuk power plus tinggi, ringan dan tipis.

Kerugian lensa plastik dibanding lensa gelas :
• Karena material tidak sekeras gelas, maka resiko tergores lebih besar kemungkinannya
• Dengan perbandingan perbedaan indek bias, maka lensa plastik masih lebih tebal dibandingkan dengan lensa gelas ( Power sama ).
Untuk penjelasan tanrtang lensa Glass dan Plastik tunggu pos berikutnya ya...
[Read More/Baca Lanjutannya...]

22 August 2007

Perlukah kacamata...

Bagi yang sudah berkacamata atau pakai lensa kontak tentu ini tidak relevan, karena memang saat ini sudah menggunakannya. Tapi bagi yang belum mungkin ada pertanyaan dalam dirinya, perlukah saya memakai kacamata?

Jawaban yang paling tepat atas semua pertanyaan perlukah...? adalah jika kita dalam kondisi tersebut tidak mampu lagi untuk memenuhi kebutuhan yang diharapkan sebagimana normalnya manusia, maksudnya jika kita masih bisa dan mampu dan secara normal cukup maka kita TIDAK PERLU, namun jika kita ingin merubah gaya hidup kita yang tidak biasa-biasa saja tentu menjadi perlu namun tidak sebagai kebutuhan yang mendasar.

Nah, kapan perlu kacamata alat alat bantu penglihatan yang lain. Ketika teman kita atau orang disekeliling kita bisa melihat objek tertentu dengan batas normal sedang kita tidak bisa dan harus emndekat jika ingin tahu dan sebenarnya kita ingin bisa melihat objek yang sebesar itu maka kita perlu bantuan. Nah ini memang sangat relative karena setiap orang dengan tingkat keperluan dan aktifitasnya yang berbeda, maka akan mempunyai kebutuhan yang beda.

Seorang tukang jam akan beda dengan seorang pianis, seorang ibu rumah tangga akan beda dengan seorang mahasiswa yang masih harus belajar dan melihat slide proyektor ketika kuliah.

Sementara ini perlu kacamata biasanya sudah ada keluhan, baik itu buram atau keluhan lain seperti sakit kepala, pusing, cepat lelah matanya dan sebagainya.
Untuk kasus buram rata-rata jika sudah menderita myopia -0.50 ke atas sudah merasa buram untuk melihat huruf kecil dan dalam pengukuran biasanya penderita ini memiliki tajam penglihatan tanpa alat bantu 20/25, sedang orang normal 20/20
[Read More/Baca Lanjutannya...]